Ini juga salah satu cerpenku yang pernah dimuat di majalah Aplaus. Selamat membaca..
——————————————————————————————————————
Clara terduduk di lantai kamarnya dan bersandar pada tepi tempat tidur. Clara menelungkupkan kepala di antara lutut dan memejamkan mata, ia menangis tanpa suara. Ucapan seseorang yang sangat dicintainya sore tadi masih terngiang dalam pikirannya. Sebuah kata yang mampu membuat hatinya terluka. Hanya kata ‘putus’ tapi mampu membuatnya terpuruk. Seandainya bisa mungkin detik ini juga ia akan membuang hatinya, sehingga jiwanya tak ikut merasakan sakit yang teramat dalam.
Tiga jam berlalu. Gadis mungil itu masih menangis sesenggukan di kamarnya. Hatinya terasa begitu perih. Satu tahun kebersamaannya bersama Roy, membuatnya nggak rela untuk melepas semuanya. Roy adalah cinta pertamanya. Read the rest of this entry →